Minggu, 30 Oktober 2011

Eyes never lie

Eyes never lie....
Eyes answer anything...
Really great, great, and great!!!

Aku tahu kau bisa membaca semua perasaanku melalui mataku. INGAT, hanya perasaanku saja. Bukan berarti kau juga bisa mengetahui masalahku saat mataku berbicara padamu tentang perasaanku. Mataku memang tidak pandai berbohong, menutupi segala sesuatu yang sedang terjadi padaku. Kau tahu? Disaat hatiku terluka, mataku yang berbicara. Bukan hanya hatiku saja, jika salah satu anggota badanku terluka atau teramat sakit, mataku pun ikut berbicara. Segalanya dan apapun. Tetapi, walaupun mataku tak pandai berbohong dan tak pandai menutupi sesuatu, bibir dan hatiku amat teramat pintar untuk mentupi segala sesuatu itu. Inilah dinding pertahananku yang kedua. Kau tak akan pernah bisa menembus pertahananku. Kau tak bisa memasuki kehidupanku jika bibir dan hatiku tak ikut bicara. Karena aku bukan tipe orang yang mudah terbuka dengan orang lain. Mudah percaya pada orang lain. Jika kau ingin tahu, aku menyembunyikan banyak hal dari semua temanku. Bahkan, orang-orang terdekatku sekalipun. Kenapa aku seprti itu? Bukannya aku tidak ingin berbagi dengan mereka, tetapi aku memang tidak suka membuat orang lain terlibat dan tahu maslah yang sedang aku hadapi. Karena itu membuat mereka terkadang prihatin dan kasihan padaku. Dan asal kau tahu kawan, aku tidak suka diperlakukan seperti itu. Dan aku pun tidak ingin merusak kebahagian orang lain yang sedang mereka rasakan. Melihat mereka bahagia pun, sudah membuatku senang. Aku tidak mau mengusik kehidupan orang lain. Hanya itu.


I sure, I'm not A.L.O.N.E.

A.L.O.N.E.A.L.O.N.E.A.L.O.N.E.A.L.O.N.E.A.L.O.N.E.A.L.O.N.E.A.L.O.N.E.A.L.O.N.E.A.L.O.N.E.

Sebuah kata yang sangat sederhana, tetapi sebuah rasa yang sangat menyakitkan. Mungkin.
Aku kira, pada awalnya sebuah kata itu sangat menyenangkan dan sangat mengasyikkan untukku. Sendiri. Tidak ada yang menggangguku. Tenang. Damai. Tentram. Tapi ternyata, aku salah besar!!! Sebuah kata itu membuatku menderita
Bagaimana jika kau sedang merasakan bahagianya bersama orang-orang terdekat, orang-orang tersayang, dan tiba-tiba mereka menghilang begitu saja tanpa ada sebab angin hujan yang pasti. Bagaimana rasanya jika semua itu diambil secara tiba-tiba. Yup. Aku merasakan hal itu beberapa kali. Dan pada akhirnya, aku L.E.L.A.H. Aku memang bukann tipe orang yang traumatik. Tetapi, aku tidak ingin membenci mereka yang telah meninggalkanku sendirian dengan begitu saja. Dan aku merasakan hal ini bukan hanya satu atau dua kali saja. "Bagaikan malaikat yang sayapnya telah patah".
Mereka membuatku untuk tidak percaya lagi pada semua orang. Mereka juga membuatku muak pada semua ini. Jangan salahkn aku jika suatu saat nanti aku sudah tidak lagi percaya pada kalian semua.
Kesendirian memang bukan hal menyenangkan bagi sebagian orang. Tetapi, kesendirian membuat kita lebih berpikir menjadi sosok yang lebih dewasa. 
Aku tahu memang orang-orang yang nampak dimataku itu tidak selalu ada disampingku. Tetapi, aku masih punya Allah dan makhluk Allah yang lain. Matahari yang tak pernah absen menyapa di pagi hari dan menerangi hari-hari makhluk dimuka bumi ini. Bulan yang selalu setia menerangi malam dan bintang yang menghiasi gelapnya malam. Desiran angin lembut sejuk yang menggoda. Hujan yang meramaikan suasana dengan aroma tanah yang menenangkan. Dan hadirnya pelangi yang indah setelah semuanya kelabu.
Semua itu.... semua itu tidak akan bisa tergantikan. Dan aku tahu, aku tidak akan pernah sendiri untuk selamanya. Kedua malaikat dikanan-kirikupun tak pernah meninggalkanku barang sedetik. Jadi, nikmat apa yang kamu dustakan???

Senin, 11 Juli 2011

What happened with "orang dewasa" (menurut pemikiranku)

Orang dewasa.....
Jujur aja, aku benar-benar bingung sama "orang dewasa" yang bisa dibilang orang tua.
Sebetulnya, apa yang mereka inginkan dan mereka pikirkan....
Semua pertanyaanku belum terjawab tentunya, pun karena aku bukan orang dewasa. Jadi, wajaar saja aku tidak tahu. Kalau dibilang, aku ingin menanyakan hal itu dari mereka. Tapi, tentu saja itu tidaak sopan! Aku tahu itu.
Kau tahu kenapa aku berbicara seperti itu? Tentu saja karena di otakku banyaak sekali pertanyaan tentang dan untuk orang dewasa.
Jelaas sajaa aku bingung......
Di suatu saat mereka menyuruhku untuk "ini" dan "itu"..... Tetapi mereka sendiri nggak seperti itu!!!
Seperti pada contohnya, "Jika sedang ada yang menyapu dirumah dan aku melewati tempat yang disapu itu, aku harus bilang "permisi" atau "maaf". Sedangkan mereka yang lewat, boro-boro mengucapkan kata sopan itu! Yang ada, main lewat aja selonong boy aja".
Jadi serba salah, pengin bilang "kok nggak bilang permisi?" tapi, takut sok menggurui.
Kalau nggak bilang juga, kesel di kitanya juga!!!
Hmm.... jadi bingung!!!
Yaaa... pantes aja kalau remaja atau anak-anak sekarang susah diatur alias susah dibilangin kalau di nasehatin! Bukannya aku sok tahu. Tapi, yang aku lihat sekarang emang keadaanya seperti itu setelah aku perhatiin dan analisa. Bagaimana tidak kalau kejadian itu terkadang terlihat didepan mata kepalaku sendiri.
Mungkiin adanya kejadian seperti ini membuatku tidak seperti itu. Menjadikan pelajaran. Tidak hanya berbicara. Tetapi juga memberi contoh. =)

Note:
Bagi orang dewasa yang membacanya, jangan tersinggung dengan tulisan ini. Karena saya tahu, tidak semua orang dewasa seperti yang saya ceritakan. Saya hanya berbagi cerita saja. Kalau anda tidak merasa, tidak usah merasa kesal. Thx :)

Sabtu, 09 Juli 2011

Marah BICARA VS Marah DIAM

 M.A.R.A.H. _ B.I.C.A.R.A
Semua orang pasti prnah mengalama satu "hal" yang baru saja disebutkan.
Marah itu biasa, semasih pada batasan yang wajar. Setiap orang pun menyalurkan amarahnya dengan cara yang berbeda-beda, bukan? Jadi, ketika orang lain marah kepadamu dengan cara yang berbeda denganmu, jangan merasa pelampiasan amarahmu itu lebih benar dripada orang itu.
Rassulullah pun pernah bersabda : "Yang paling kuat diantara kalian adalah orang yang bisa menahan amarahnya, bukan orang yang paling pintar bergulat".
Dari hadits itu sudah jelas bukan? Bahwa orang yagn paling pinar itu bukan orang yang pandai bergulat, bukan orang yang IQ-nya tinggi, dll. Belajarlah sedikit demi sedikit menahan amarah. Lama-lama kau bisa mengendalikan amarahmu. Cara menahan amarah bisa dengan cara menghindar, diam dan menenangkan diri dari orang yang menyebabkan kamu marah.
Hhmmm.... coba deh kamu sekarang berpikir sejenak. Kalau kamu lagi marah, kamu nyerocos terus kaya tanpa mikirin perasaan orang lain, tanpa mikirin perkataan apa aja yang keluar dari mulut kamu. Entah itu perkataan kasar, jorok atau nyakitin perasaan orang lain.Coba sekarang kamu bayangin jika kamu ada diposisi orang yang sedang dimarahin. Pasti rasanya nggak enak kan??? Begitu juga dengan orang yang kamu marahin.
Semua orang pasti punya kesalahan itu emang benar. Hal yang perlu kita sadari adalah "BERCERMIN".
Kita jangan hanya dekedar bisa melihat kesalahan orang lain dengan jelas. tapi, kita juga harus intropeksi diri sendiri. Itulah yang sulit. Kerugian marah bicara juga banyak menimbulkan kerugian.
Diantaranya, orang akan sakit hati dengan ucapanmu. INGAT! Luka dihati karena ketajaman lidahmu akan membekas, walaupun orang itu sudah memaafkanmu.

M.A.R.A.H _ D.I.A.M.
Jenis marah yang satu ini, berbeda dengan marah yang sebelumnya.
Seperti yang aku katakan sebelumnya. Beda orang, beda juga jenis marahnya.
Marah Diam juga bisa dibilang ngambek. Tapi, marah diam itu lebih baik daripada marah bicara.
Itu mungkin cara dia mengendalikan amarahnya.

Bwt orang yang didiamkannya. Berilah ia kesempatan dan waktu untuk menenangkan hati dan dirinya.
Bwt orang yang marah diam, jangan mendiamkan lebih dari 3 hari..... Karena pintu surga akan menolak orang yang tidak bertegur sapa sebelum ia berdamai.
Bagi orang yang terbiasa marah bicara, mungkin kurangi sediki demi sedikit bicaranya. Pilah-pilih jika bicara ketika marah, jangan sampai menyakiti perasaan orang lain. Lalu tenangkan dirimu dengan diam, menjauh dari keramaian orang-orang.
Ya... ingatlah saja! Manusia itu sumber kesalahan.
"Jangan merasa diri kita yang paling benar, dan jangan pula merasa orang yang selalu salah"
Intinya adalah "INTROPEKSI DIRI"
Niat dan Mencoba! Niscaya kau pasti bisa.... :)

Jumat, 22 April 2011

Novel. Seseorang. Kehidupan. Cinta.

Kau tahu? Semua itu sangat berpengaruh dalah hidupku.
Berpengaruh bagi suasana hati dan pikiranku.
Berpengaruh bagi jalan pikiranku dan jalan hidupku.

Novel menguak segalanya... semua rahasia yang ada didalam hatiku
Seseorang yang sangat berpengaruh bagiku. Aku tak tahu bagaimana jadinya jika aku tak bertemu dengannya. Dia mengajarkan segalanya tentang smua yang ada dibalik kehidupan dan cinta itu pasti ada tabir yang kita tak tahu maksud semua kejadian itu. Ya. Singkatnya, semua kejadian yang ada didunia itu pasti ada maksudnya. Itulah hikmah atau mungkin hidayah.

Tidak ada kebohongan sedikitpun yang aku simpan ketika aku berhadapan dengna dengan 4 kata itu. Membuatku sadar akan sesuatu. Novel adalah sesuatu yang hebat untukku. Mengajarkan dan menyadarkan aku akan suatu kejujuran. Menguak smua hal yang ada disini. Di hati ini. Buku itu mempunyai kehebatan dan efek yang luar biasa sekali bagiku. Ternyata, selama ini aku baru sadar kalau aku sendiri banyak menyimpan kebohongan tentang perasaanku sebenarnya. Sampai kedalam-dalamnya. Sampai ke lubang yang paling kecil, mungkin. Tanpa menyisakan sesuatu. Sesuatu yang aku ucapkan dan sepertinya aku sudah yakin, ternyata novelku itu membeberkan keadaan perasaanku yang sebenarnya. Aku belum ikhlas menerima keadaanku dengannya. Ya. Ternyata aku masih dan benar-benar kehilangan dia. Aku masih membutuhkannya.
Aku tahu. Aku tak boleh mengukir semua kenangan tentangnya disini atau dimanapun. Tetapi, ada dayaku??? Aku hanya berusaha melepas semua yang mengganjal semua yang ada didalam sini. Didalam hatiku. Aku hanya ingin mencoba jujur. Siapa yang tahu, jika ternyata semua ini sangat membantuku untuk mengikhlaskannya. Kau tahu? 3 tahun lamanya mungkin baru ecek-ecek. Tapi, sudah cukup membuatku mengerti. Aku tahu semuanya.
Aku banyak belajar darinya. Dia adalah guru terbaikku dan tak akan pernah tergantikan oleh siapapun. Sudah berapa kali aku coba untuk membuka hati untuk orang lain? Sudah berapa kali aku mencoba untuk mengikhlaskannya dan bibirku pun membantu mengatakan semuanya dan disusul dengan seyuman halus dibibirku? Semuanya yang aku kira, aku sudah menerima dengan hati ikhlas. Ternyata TIDAK!!! Aku SALAH!!!
Aku tidak ingin menjadi wanita yang cengeng. Aku ingin selalu bahagia. Hatiku, perasaanku, hidupku. Semuanya. Aku ingin Kau mengabulkan doanya, Tuhan.... untuk kali ini saja aku mohon...
Dan juuga beri dia kebahagiaan yang tiada tara. Aku pun ingin Kau mengabulkan doaku, Tuhan....
Rasa sakit dan rindu yang tak akan terobati jika terus seperti ini, jika Kau tak mengabulkan doa kami....
Hanya satu pinta itu yang aku minta.... saat ini.

Jumat, 25 Maret 2011

Catatan Hati seorang Teman

Sejak pertama kali aku melihatmu, kawan.... Sepertinya ada 'chemistry'  yang aku rasakan kepadamu. Aku bisa merasakan gearan itu. Kau berbeda dengan yang lain. Kau... terlihat istimewa bagiku. Kau tahu? Kau adalah yang pertama dan yang terakhir. Aku takkan pernah berharap akan menemui kembali 'kau-kau' yang lainnya. Cukup dan hanya kau saja.
Kau... yang selalu ada di setiap suka dan dukaku. Kau yang selalu bersikap dewasa menghadapiku. Ketabahan dan kesabaranmu yang selalu menyertai kedewasaanmu. Kau yang selalu bisa mengerti aku dibanding siapapun dia di dunia ini. Karena kau selalu saja bisa menebak semua isi hati dan pikiranku hanya melalui sirat mataku saja. Semua itu membuat aku tak bisa jika tak berbagi cerita denganmu. Membuatku tak bisa menutupi sesuatu apapun yang ada pada diriku. Sehingga tak ada secuil rahasia yang aku sembunyikan darimu. Semua itu membuatku selalu aman dan selalu terlindungi ketika aku bersamamu. Membuatku tak ingin melepaskan diri darimu. Ya. Bagaimana tidak? Kau adalah tipe orang yang menyenangkan. Membuat orang selalu senang ketika berada didekatmu. Membuat orang selalu ingin mengenal dirimu. itu semua karena kau mempunyai aura yang tenang dan damai. Air yang jernih dan tenang, awan yang selalu bersahabat, semilir angin yang sedang menyapa lembut, taman yang sedang berbunga. Aromanya tak pernah terlupakan dan selalu melekat.
Kau tahu??? Semua sifat yang ada pada dirimu itu sangat dan sangat berbeda denganku. Kau selalu lebih unggul dariku. Sedangkan aku? Aku yang selalu egois. Aku yang selalu keras kepala tak mau mendengar nasihat orang lain. Aku yang galak dan selalu berwajah sinis. Aku yang sangat berbeda jauh dengan dirimu. Bagaikan bumi dan langit.  Ya. Mungkin itu adalah kata pengandaian yang pantas untukku dan dirimu. Dan aku benar-benar tak tau diri. Aku yang selalu tak tahu disetiap kau butuh seseorang untuk menemanimu. Dimana aku saat itu? Hhmmm..., aku tahu. Aku memang bukan teman yang baik untukmu. Tetapi, kau selalu menyangkal itu. Kau tak pernah mengakuinya.
Sekarang.......
Kau dan aku sudah tak bersama. Bukan hal yang mudah untuk bersama kembali.
Andaikan aku bisa.... Andaikan aku mampu....
Aku akan melakukan apapun untuk membalas semua jasa dan budimu.
Tapi, apa daya yang aku bisa lakukan sekarang untukmu? NOTHING.
Satu hal yang aku yakini. Walaupun sekarang aku tak bisa melakukan sesuatu hal apapun. Tapi... suatu saat nanti. Aku akan bisa melakukan semua itu.... Semua dan apapun yang kau ajarkan padaku.... semua itu masih terekam sangat jelas di otakku. Tak peduli seberapa lama terakhir kau mengajari semua itu padaku.
Aku hanya bisa berharap dan berdoa supaya kita sama-sama diberi umur yang panjang sehingga kita bisa bertemu kembali. Walau tak bisa sepeerti dulu lagi. Dan aku sadar dan tak berharap lagi itu tak akan terjadi lagi pada kita.
Oh ya.., kau harus tahu satu lagi kawan...
Kata-kata yang selalu kau ucapkan dan semua nasihatmu itu... benar-benar sangat ajaib untukku. Semua itu masuk kedalam hati dan pikiranku. 
Kenapa aku bisa bilang ajaib? Karena hanya kau satu-satunya yang bisa melakukannya....
Sekarang, aku merindukan itu semua kawan... Semua yng ada pada dirimu yang tak akan pernah tergantikan oleh siapapun...
Aku hanya berdoa satu padamu kawan....
Semoga kau selalu bahagia. Itu sudah cukup membuatku tenang dan bahagia disini.
Seperti yang selalu kau katakan padaku.
Sederhana itu. =)


Catatan nyata seorang teman

Sabtu, 05 Maret 2011

Jurnal : Wawancara

     Sekolah Islam vs Sekolah Negeri
     Nisa Zakiah seorang reporter ingin mewawancarai Indah Setya sebagai murid SMA di sekolah Isalam yang kebetulan dia juga pernah merasakan sekolah di SMPN. Karena ingin tahu lebih jelas apa perbedaanya. Mari kita simak hasil wawancara ini

-       Perbedaan apa yang dominan. Setelah kamu mengetahui siswa yang tinggal di lingkungan sekolah yang mengedepankan nilai-nilai Islam seperti Insantama dibandingkan siswa yang sekolah di Negeri pada umumnya?
-       Perbedaan yang dominan. Tingkah laku anak-anaknya, karena mereka tidak memiliki pemahaman islam yang baik, karena pada umumnya, sekolah negeri tidak mengajarkan secara detail dan spesifik apa itu islam. Jadi pergaulannya bebas, beda dengan sekolah islam yang memang sudah diberi pemahaman yang baik dari awal.
-       Apa yang menjadi kebanggaan sekolah islam, yang membedakan sekolah islam negeri seperti MAN dengan sekolah islam terpadu?
-       Kalau setahu aku sih, perbedaan MAN dengan sekolah yang berlabelkan IT itu adalah MAN itu hanya menambahkan pelajaran agama yang lebih dari sekolah negeri, trus rata-rata peraturannya hanya diterapkan di sekolah, sedangkan kalau diluar udah nggak dipake lagi peraturannya. Misalnya disekolah pake kerudung nanti kalau udah keluar dari lingkungan sekolah kerudungnya udah nggak pake lagi. Karena kalau sekolah negeri nggak menerapkan sistem islam secara kaffah hanya menambah pelajaran agama saja, sedangkan sekolah terpadu pemahaman islamnya benar-benar diajarkan bukan hanya sekedar belajar tentang agama tetapi memahamai dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
-       Bagaimana dengan biayanya? Apakah sama saja dengan sekolah negeri atau lebih mahal?
-       Yang namanya sekolah swasta jelas lebih mahal, dari sekolah negeri. Dikarenakan sekolah swasta tidak mendapatkan subsidi pendidikan dari pemerintah. Karena sekolah swasta yang mengelolanya yayasan yang terdiri dari komunitas masyarakat. Sedangkan negeri lebih dijamin dari pemerintah jadi bayarnya nggak penuh, beda dengan swasta yang sama sekali tidak mendapat jaminan.

Jadi kesimpulannya, tidak semua sekolah yang bermotto islam sejalan dengan keadaannya. Terkadang ada sekolah yang memang menginginkan membangun anak didiknya menjadi muslim dan muslimah sejati, namun keadaan lingkungan yang buruk dan kurangnya perhatian dari guru menjadi lorong untuk anak-anak yang nakal menghasut anak-anak yang baik.
Selain itu juga, untuk menghimbau para orang tua agar lebih teliti dan cermat lagi memilihkan sekolah untuk buah hatinya, jangan sampai menyesal dikemudian hari.

Jumat, 25 Februari 2011

Jurnal Cerpen : Sebelum semuanya terlambat...


Malam ini adalah malam takbiran. Shalawat berkumandang di setiap masjid.  Suaranya bergema di telinga dengan indahnya. Suara itu...,aku  mengingatkanku akan rumah. Sudah berapa lama kiranya aku tak berkunjung kerumah lagi? Sudah berapa lama aku tak bersitatap dengan Emak? Hhmm..., aku lupa! Terakhir kali, aku hanya mengingat bahwa aku meminta restu dan ridho dari Emak. Kapan terakhir kali itu terjadi? Entahlah. Aku benar-benar sibuk untuk memikirkan itu. Bukannya apa. Tetapi, terlebih karena aku selalu saja memusatkan pikiranku pada semua pekerjaan yang sudah menjadi tugasku. Jarang sekali aku mendapatkan istirahat total. Sekarang saja, aku masih berkutat pada pekerjaanku.
Aku menyempatkan diri keluar untuk mengisi kekosongan perutku dan menghirup udara segar, sejenak. Aku memilih kedai sederhana yang ada dipinggir jalan. Ketika sedang menunggu pesananan makananku datang, aku baru menyadari bahwa ada seorang laki-laki duduk tepat didepan mejaku. Seorang Ayah. Pikirku langsung saat itu. Dari raut wajahnya yang sudah renta, tetapi tak menutupi perasaan bahagianya. Sepertinya, semua beban yang ada dipundaknya sudah hilang seketika. Tetapi, aku tidak ingin memedulikan seseorang saat ini. Aku hanya teringat pada Emak di kampung. Aku sudah sangat rindu padanya. Hanya sesekali aku sempat menghubungi Emak. Di sela-sela pekerjaanku yang padat.
“Ada masalah, Nak? Kau terlihat murung sekali”. Seseorang yang duduk di mejaku menyapa hangat di telingaku.
Seketika mendengar suara itu, aku mengangkat kepala.
“Saya hanya rindu pada Emak di kampung, pak!”, jawabku sambil tersenyum muram.
“Kenapa kau tidak menengok saja Emakmu?”
“Aku tidak yakin, Pak! Pekerjaanku banyak sekali”
Bapak tua itu tersenyum, “Seberapa banyak pekerjaanmu, kau harus menyempatkan waktumu, Nak! Kau tidak tau apa yang akan terjadi esok atau lusa. Tengoklah ia sebelum terlambat. Sebelum kau menyesal”.
Aku hanya mengangguk dan tersenyum. Seakan-akan hatiku terbangunkan mendengar perkataan Bapak tadi. Tengoklah ia sebelum terlambat. Sebelum kau menyesal. Seketika itu juga, aku langsung meninggalkan tempat yang aku duduki dan tidak memikirkan makanan yang aku pesan tadi. Pikiranku hanya tertuju pada Emak seorang. Malam ini, aku harus segera berangkat menemui Emak di kampung apapun yang terjadi. Aku tak peduli.
Mobilku melaju kencang di jalan yang ramai, berusaha menyalip semua mobil yang menghalangi lajunya mobilku. Aku harus sampai ke kampung sebelum adzan shubuh menggema. Aku ingin melaksanakan shalat Iedul Fitri dan menjalankan sehari penuh hari Lebaran bersama Emak. Aku tak peduli lagi seberapa banyak pekerjaanku yang belum terselesaikan. Yang jelas, tekadku sudah bulat. Takkan ada yang bisa menghalanginya lagi.
Rumah itu. Rumah yang tak besar tapi asri. Tak akan jenuh berapa pun lamanya orang memandang rumah itu. Di penuhi dengan pohon-pohon yang rindang dan daunnya segar nan hijau. Belum lagi bunganya yang tumbuh mekar berwarna-warni dengan indahnya. Memasuki halamannya pun aku disambut oleh wangi segarnya bunga mekar itu. Tak tahan kepalan tanganku ingin mengetuk pintu rumah itu. Ada perasaan menyesal, malu, campur aduk semuanya karena sudah lama aku tidak berkunjung ke rumah ini. Aku juga takut Emak belum bangun  Tok... tok... tok... Akhirnya aku memberanikan diri untuk mengetuk pintu rumah. Tapi, tak ada jawaban dari dalam rumah. Aku pun mengucapkan salam, tidak lagi mengetuk pintu. Lagi-lagi tak ada jawaban. Tetap senyap. Benar dugaanku. Mungkin Emak belum bangun karena kelelahan menyiapkan segalanya untuk hari ini. Hari Lebaran. Aku pun memilih untuk menuggu saja di teras rumah. Baru saja aku membalikkan badan, tiba-tiba saja ada yang menepuk pundakku tanpa ada suara sebelumnya. Perlu berpikir sejenak untuk mengembalikan pikiranku dengan fokus.
“Nak.., akhirnya kamu pulang juga. Emak sudang menunggu-nunggu kedatanganmu”
Belum saja aku sempat membalikkan badan, suara itu menyapaku dengan ramah. Mendengar suara itu.., hatiku terasa... Ah, aku tak bisa menggambarkan perasaanku. Rasa sedih, senang, rindu dan semuanya bercampur menjadi satu. Dengan segala keberanianku, akhirnya aku membalikkan badan. Aku melihat raut wajah Emak yang termakan oleh usia. Raut wajah keibuannya yang penyayang dan penyabar tak hilang dari terakhir aku melihat wajahnya. Seketika, aku langsung sujud dikakinya. Sujud syukur aku kepada Allah telah menemukan kembali aku kepada seseorang yang telah melahirkanku dan selalu sabar serta tak pernah mengeluh membesarkanku hinga menjadi orang yang sukses.
“Emak..., maafkan aku Mak!!! Sudah lama aku tak datang ke kampung untuk menemui Emak...” mohonku sambil bersimpuh dikaki Emak.
“Tak apa, Nak. Ayo berdiri” Emak membelai kepalaku dengan penuh kasih sayang dan membantuku berdiri.
Aku tak bisa berkata-kata apalagi. Ia, orang yang melahirkanku dan membesarkanku hingga besar seperti sekarang ini. Jasanya takkan terbalas dengan apapun yang kuberikan kepadanya. Beruntung. Allah masih mengizinkan aku melihat raut wajah Ibu yang memiliki kasih sayang sepanjang masa kepada aku, anaknya.

Jumat, 11 Februari 2011

Ahmad or Dani??!

Hahaha... judul macam apa itu? 
"Ahmad or Dani?"


Ok, dimulai dari sebuah perseteruan kecil di kelas. Kejadian ini terjadi kira" 1 tahun yang lalu.
Waktu itu aku dan tmen"ku lagi ngomongin Ahmad Dani atau nyanyiin lagunya ya??! (hehe sorry lupaa). Trus, waktu itu ada seorang tmenku yang menyebut dy dengan panggilan "Dani". 
Hahaha langsung saya "sewoot" seketika..... dan berbicara "Iih... panggil aja dy Ahmad, kan nama depannya Ahmad!!"
"Iih..., gak bisa gitu dong! Orang-orang juga keseringan manggil dy Dani"
"Ya itu kan orang lain.., gantian dong panggilnya Ahmad!"
Dan kami berdua mulai mempermasalahkan untuk memanggilnya. "Ahmad or Dani" dengan sama-sama bilang GAK BISA!!! Pokoknya dipanggil Dani. dan yang satunya lagi, "GAK BISA!! Pokoknya dy dipanggil Ahmad....
(Perseteruan yang sangat aneh!! ckckck)
Tetapi, pada akhirnya juga perseteruan ini berakhir dengan imbang. Kami berdua memanggilnya dengan "Ahmad Dani". Tetap saja ke awal...!!! Klw gini caranya, percuma saja dong kami adu mulut.
Hahaha.... Pertanyaannya adalah, apa kalian tw kenapa kami berdua memperebutkan nama panggilan Ahmad Dani??!

Kamis, 06 Januari 2011

............ (part 1)

Aku mempunyai perasaan yang peka terhadap sesuatu yang aku baca, lihat, dengar, rasakan, dll.
Mudaah senang (tertawa) dan juga mudah sediih (menangis). Yaa...., intinyaa aku tipikal orang yang mudaah terbawa suasana sekitar.
Baru..... sajaa aku membacaa novel dengan 2 penulis yang brbedaa.
Bukuu yang benar" sangaat menyentuuh hatiku. Membuatku menitikkan air mata n tenggorokanku yang sakiit krna menahannya sekuat n sebisa mungkiin. Oh yaa..... satu lagi. Aku pun tak bisa menangis didepan orang/tempat umum, intinya di tempat itu ada orang selain aku.... kecuali memang aku sudaah tak bisaa menahan nangis dan memang itu masalah yang besar sehingga aku tak bisaa menahan tangisan itu untuk keluar begitu saja.

Kedua buku yang ku baca itu, mengajarkanku akan kehidupan......
Bahwa hidup tak semudah yang kita kira.
Hidup tidak selalu berjalan dengan apa yang kita pikirkan.
Hidup berjalan dengan begitu saja, mengalir seperti air, tak terduga.
Cinta pun tidak harus saling memiliki, walaupun kedua orang itu saling mencintai.

Beberapa kali akuu ingin meneteskan air mata dan tenggorokanku sakiit menahan tangis keluar.
Aku benar" tersihiir membaca kedua buku tersebut. Membuaat aku merasa berada didalamnya dan itu benar" sperti pernah terjadi padaku.
Benar" hebaat penulis ituu..... Aku kagum pada mereka berdua. Aku pun ingiin menjadi penulis profesional yang handal. Hahaha...., walaupun aku tak yakiin itu akan terjadi. Tetapi, aku akan tetap berusaha untuk terus menulis dengan segala proses, seperti kata salah satu penulis yang bukunya ku baca. Entaah dimanapun itu, bagus atau tidaak, terbiit atau tak terbit.

Dengaan membaca buku-buku mereka dan tentunyaa buku-buku lain yang belum kubaca dengan penulis yang berbeda. Meeka adalah awal yang membuaat aku terus untuk menulis dan termotivasi supaya aku tetap menulis, walaupun tak secara langsung. ^^

........... (part 1) ~  Selesai



Senin, 03 Januari 2011

Now...., Just About Me!!!

Pernahkah kau merasakan ada seseorang yang hadir dalam hidupmu dan tentunyaa dy sangaat brartii bagimu. Dan disaat kau sedaang dekat"nya dng dy..... Kalian akhirnya berpisaah.
Bagaimnaa prasaanmu n dy??? Hhmm..., pztii sediih bkan???!
Ya...., kuraang lebiih itulaah yng prnaah aku rasakaan beberapa wktu lalu.....
Aku tidaak bisaa terima dng perpisahan itu, aku tidak ikhlaas dng adanya perpisahan itu.
Dan slalu bertanya, kenapa hrzz skarang berpisahnya? Knapa gak dari dlu pisahnya? Knapa pisahnya wktu aku deket dng dy? Klw gini jdiinya, lebiih baiik aku gak usaah ktemu sama dy jaa........

Baru sekarang....., aku ingiin merubaah smuaanya stelaah sekiian lamaa pikiraan aku gak bisaa lepaas dri dy.......
Aku udh capeek dng smuaa itu. Hnya bisaa berharaap supaya aku bertemu dng dy.....
Aku hrzz bisa dan mau membuka hati aku untuk orang laiin yang ada di dekaat aku. Bahwa bkan hnyaa dy ajaa yng PEDULI dan MENGERTI aku........ Msiih bnyaak orang yng ada di dunia inii!!!
Aku hrzz bisa membukaa htii untuuk oraang laiin.......
Ya...., itu hrzz aku lakukan!!!

Now.... There's Only About Me
NOT About You and NOT About Him
Just Me........ ^_^